Tanyakan Beberapa Hal Ini pada Diri Anda Sebelum Memutuskan untuk Pergi Liburan
Agar traveling Anda tidak berakhir berantakan, coba jawab beberapa pertanyaan berikut ini terlebih dahulu. Karena akan sangat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode berlibur, partner, dan destinasi yang tepat.
Apakah Anda ingin berlibur sendiri atau dengan partner?
Traveling adalah hal paling keren dan paling menakjubkan yang bisa kita lakukan dengan orang yang kita cintai. Sebuah perjalanan wisata yang Anda lakukan dengan pasangan (partner) bisa memberi banyak manfaat, inspirasi, kenangan indah, hingga momen istimewa lainnya. Semua orang pasti menginginkan sebuah perjalanan yang menyenangkan untuk dikenang sebagai sebuah memori indah yang tak terlupakan sepanjang hayat. Namun sayangnya, tidak sedikit dari sebuah ‘perjalanan wisata’ yang seharusnya memberikan banyak kebahagiaan, ternyata berakhir tidak menyenangkan. Salah satu sebabnya adalah karena Anda dan pasangan ternyata memiliki karakter yang berbeda saat berlibur.
Pergi berwisata ke tempat-tempat yang cukup jauh, yang menyita tenaga, waktu, hingga budget tidak sedikit, perlu pertimbangan yang benar-benar matang. Pertimbangan ini tidak hanya berlaku ketika berlibur sendiri (solo traveler), melainkan juga ketika mengajak pasangan atau sahabat. Sebelum pergi berwisata Anda perlu mendalami karakter dari partner Anda melalui kehidupannya sehari-hari, apakah cocok dengan karakter Anda atau tidak?
Apa tujuanmu pergi traveling?
Mengapa pertanyaan ini begitu penting? Karena beberapa orang memiliki hobi dan keinginan yang berbeda-beda ketika pergi berwisata. Beberapa orang lebih suka menghabiskan waktu pagi mereka dengan tidur-tiduran atau malas-malasan di hotel, beberapa yang lainnya suka bangun pagi dan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan seru seperti menyaksikan sunrise, jalan-jalan, duduk di tepi pantai, membaca sambil berjemur, atau melakukan kegiatan seru seperti berselancar.
Jika tujuan wisata Anda dan pasangan berbeda, maka bisa dipastikan kalau keseruan yang akan Anda dapatkan pasti akan berkurang. Selain itu, Anda maupun pasangan perlu juga untuk mendiskusikan pilihan destinasi wisata yang akan didatangi. Karena bisa saja Anda menyukai tempat-tempat yang penuh misteri, sejarah, hingga kesakralan. Tapi mungkin pasangan Anda tidak menyukainya. Sebaliknya, bisa saja pasangan Anda lebih menyukai tempat wisata yang menawarkan tantangan seperti surfing, diving, atau hiking.
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk membeli tiket, pastikan Anda menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri sebelum memutuskan pergi berwisata bersama teman atau sendiri.
Kegiatan apa yang ingin Anda lakukan di tempat wisata?
Walaupun memiliki tujuan wisata yang sama, namun bisa saja Anda dan pasangan memiliki ide atau keinginan yang berbeda untuk dilakukan ketika sampai di sana. Misalnya, jika Anda dan pasangan memutuskan untuk pergi berlibur ke Lombok. Jauh-jauh hari Anda sudah membayangkan gemerlap kehidupan malam di Gili Trawangan dengan hiburan yang berlangsung sepanjang malam. Tentu saja, apa yang Anda bayangkan tersebut sesuai dengan karakter Anda yang suka pesta atau terbiasa begadang.
Sebaliknya, bisa saja partner Anda adalah orang yang menyukai tidak suka pesta, dan lebih menyukai nuansa siang untuk menikmati matahari, pantai, diving, snorkeling, atau kegiatan-kegiatan siang hari lainnya.
Perbedaan keinginan melakukan kegiatan tertentu selama liburan bisa jadi salah satu penyebab mengapa Anda dan pasangan terlihat kurang kompak, sehingga sulit mendapatkan momen-momen kebersamaan dan kesan liburan yang mendalam.
Apakah Anda lebih suka liburan dengan paket wisata atau liburan mandiri yang spontan?
Liburan menggunakan jasa travel agent yang menawarkan paket wisata, biasanya memakan biaya yang lebih banyak namun memberikan banyak kemudahan akomodasi dan transportasi. Namun sayangnya, berlibur dengan memanfaatkan jasa travel agent akan membuat kita kurang leluasa dalam merubah rencana atau jika ingin melakukan bereksplorasi. Kesan petualangannya terasa kurang karena harus mengikuti jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak travel.
Sebaliknya, saat berlibur secara reguler. Anda akan mendapatkan sebuah liburan yang spontan dan penuh kejutan. Kadang-kadang bisa berakhir menyenangkan, namun juga tidak jarang yang berakhir mengecewakan.
Memilih berlibur secara reguler berarti Anda harus siap membawa barang kesana kemari sendiri, memilih transportasi yang tepat, memilih hotel sendiri, bahkan mungkin Anda juga harus bisa membaca GPS untuk menentukan arah ketika wira-wiri di tempat wisata.
Yang jelas, ketika memutuskan untuk berwisata secara mandiri, Anda harus siap capek dan report. Namun bagi sebagian orang, kesan petualangan yang didapatkan dari gaya berwisata seperti ini jauh lebih menyenangkan karena banyaknya tantangan yang akan ditemui. Bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai pilihan tepat karena sudah pasti akan menambah pengalaman.
Seberapa besar pengetahuan Anda tentang daerah yang akan Anda datangi?
Minimnya informasi yang Anda miliki bisa membuat sebuah liburan yang seharusnya berakhir bahagia, berubah jadi drama yang mengerikan. Tidak jarang traveler yang berlibur ke tempat-tempat baru menjadi incaran empuk para calo hingga tersesat tanpa arah. Kejadian-kejadian seperti ini bisa membuat suasana mood berubah buruk ketika berada di tempat wisata. Akibatnya, kenikmatan yang didapatkan dari sebuah perjalanan pun berkurang, bahkan tidak sedikit yang menyimpan rasa penyesalan hingga sampai di rumah.
Seberapa baik Anda menghadapi tekanan dan masalah?
Seperti beberapa poin sebelumnya, setiap perjalanan kadang-kadang tidak berakhir bahagia. Bahkan bagi orang yang sudah sering berlibur ke tempat yang sama, bisa saja mereka menemukan pengalaman tidak mengenakkan. Ada banyak hal yang akan membuat Anda merasa tertekan selama liburan. Mulai dari perbedaan waktu, jet lag, hambatan bahasa, perbedaan budaya, makanan, dan lain-lain.
Setiap orang pasti memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Jika Anda sudah mempertimbangkan hal tersebut Anda tidak perlu khawatir. Jika Anda tidak terlalu pandai berbahasa asing ketika liburan ke negara lain mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk mengajak partner yang kebetulan pandai bahasa setempat (asing).
Apakah Anda siap merasakan ketidaknyamanan selama berwisata?
Pertanyaan ini lebih cocok ditujukan kepada budget traveler atau backpacker. Jika Anda pergi berlibur ke negara-negara yang memiliki nilai tukar mata uang cukup tinggi, bisa saja hal ini memaksa Anda untuk berhemat dengan memilih penginapan seadanya. Hal-hal seperti ini perlu Anda tanyakan kepada diri sendiri, apakah Anda siap menghadapi ketidaknyamanan selama traveling?
Seberapa pentingnya makanan bagi anda?
Maknan itu penting untuk dipertimbangkan lho… Contohnya, bagi Anda yang beragama Islam, ketika berlibur ke tempat-tempat yang mayoritas masyarakatnya bukan muslim, Anda bisa saja kesulitan menemukan penjual makanan halal. Misalnya ketika memutuskan liburan ke Bali, jika tidak tahu bagaimana caranya menemukan rumah makan atau restoran halal, sudah pasti kegiatan mencari makan akan sangat merepotkan dan melelahkan.
Cita rasa masakan juga perlu dipertimbangkan karena beberapa daerah di Indonesia ada yang hanya menawarkan masakan dengan rasa pedas sehingga tidak cocok dengan lidah Anda yang suka makanan manis, atau sebaliknya. Begitu juga saat Anda berkunjung ke luar negeri, bisa saja di sana masakan yang Anda temui sangat jauh berbeda dengan karakter masakan nusantara.
Apa kelebihan dan kekurangan Anda?
Ini adalah kunci sukses dari sebuah perjalanan wisata. Jika Anda merasa punya kelebihan dalam mengorganisir sebuah perjalanan, pandai membuat jadwal dan memilih tempat; namun kurang pandai dalam berkomunikasi, dan tidak pandai dalam navigasi, maka Anda perlu mempertimbangkan mengajak partner yang bisa menutupi kekurangan Anda tersebut. Partner yang tahu jalan, pintar berkomunikasi dan pandai berbahasa asing, adalah jenis partner yang cocok untuk Anda.
Namun jika Anda merasa cukup berpengalaman dan capable dalam melakukan segala sesuatunya sendiri, traveling sendiri bukan lagi masalah.